William Gadoury baru berusia 15 tahun. Namun, bocah asal Quebec, Kanada itu berhasil menguak misteri yang tersembunyi di hutan belantara di Amerika Tengah: sebuah kota kuno yang terlupakan milik peradaban Maya.
William mendapatkan temuannya tersebut dengan cara cerdas, mengombinasikan pengetahuan astronomi kuno yang didapatnya dari membaca dan teknologi modern.
Bocah cerdas tersebut menganalisis 22 rasi bintang Maya dalam Madrid Codex atau Tro-Cortesianus Codex.
Itu adalah satu-satunya buku yang bertahan dari zaman pra-Kolumbia Maya tahun 900-1521 Masehi.
Dari buku itu, ia menyadari bahwa Suku Maya menyetarakan 117 kota-kota mereka dengan posisi bintang-bintang di angkasa.
Namun, saat meneliti rasi nomor 23, William menyadari bahwa konstelasi yang terdiri dari 3 bintang itu hanya selaras dengan lokasi dua kota.
Ada satu bintang yang tak memiliki kota sebagai pasangannya.
Kemudian, dengan menggunakan citra satelit dari Badan Antariksa Kanada atau Canadian Space Agency dan Google Earth, William menfokuskan perhatiannya pada satu titik di tengah hutan lebat Yukatan.
Ada penampakan misterius di sana yang diduga struktur buatan manusia. Diperkirakan ada sebuah piramida dan sekitar 30 bangunan lain yang ada di sana.
Jika teorinya benar dan kalkulasinya tepat, William mungkin menemukan kota kuno Maya yang hilang di Semenanjung Yukatan, Meksiko.
Ini adalah kali pertama seorang peneliti mengaitkan secara langsung konstelasi bintang dengan lokasi kota peradaban Maya. Demikian dikabarkan Journal de Montreal.
"Ada fitur linear yang memberi petunjuk bahwa ada sesuatu di balik kanopi pepohonan itu," kata Daniel de Lisle dari Canadian Space Agency kepada The Independent, seperti dikutip dari News.com.au, Selasa (10/5/2016).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar