Singapura menjadi negara dengan polusi cahaya terparah di dunia (NASA) |
Mereka juga membuat peta yang menggambarkan wilayah dengan polusi cahaya paling parah di dunia. Polusi tersebut menghalangi pandangan manusia untuk melihat Milky Way -- galaksi yang berisi tata surya kita.
Meskipun masih terdapat beberapa tempat di Bumi dengan langit murni dan tak tercemar polusi, namun 83 persen populasi dunia dan lebih dari 99 persen populasi di AS dan Eropa hidup di bawah polusi cahaya.
"Ini adalah kerugian budaya besar dengan konsekuensi tak terduga yang harus dihadapi oleh generasi masa depan," ujar salah satu tim peneliti, Fabio Falchi.
Menurut penelitian tersebut, negara dengan tingkat polusi cahaya paling tinggi adalah Singapura.
"Seluruh penduduk tinggal di negara dengan langit yang sangat terang sehingga mata tak dapat beradaptasi penuh dengan penglihatan malam," ujar penelitian tersebut.
Selain Singapura, terdapat beberapa negara di mana lebih dari setengah penduduknya hidup di bawah polusi cahaya (angka dalam persen), yakni Kuwait (98), Qatar (97), Uni Emirat Arab (93), Arab Saudi (83), Korea Selatan (66), Israel (61), Argentina (58), Libya (53), Trinidad dan Tobago (50).
Sementara itu, negara dengan tingkat polusi cahaya paling rendah di antaranya adalah Chad, Republik Afrika Tengah, dan Madagaskar. Dikutip dari CNN, Senin (13/6/2016), lebih dari tiga perempat orang di negara tersebut hidup di bawah langit yang masih murni.
Bahaya Polusi Cahaya
Polusi cahaya memiliki efek langsung pada psikologis dan tingkah laku manusia. Menurut penelitian yang dilakukan pada 2007, polusi tersebut dapat mengubah ritme sirkadian dan mempengaruhi produksi beberapa hormon.
Hal tersebut juga dapat mengganggu siklus tidur dengan menekan penciptaan melatonin dan meningkatkan kortisol -- hormon yang terkait dengan stres.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar