Rabu, 28 September 2016
Dimas Kanjeng Diduga Bunuh Santri karena Khawatir Kejahatannya Dibongkar
Tribun-Bandung. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, pembunuhan dua mantan santri di padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi untuk membungkam tindak kejahatan. Polisi menduga, Taat Pribadi membunuh mantan santrinya pada waktu berbeda karena khawatir perbuatannya tersebut disebarluaskan oleh mereka.
"Memang ada dugaan semacam ketidaknyamanan dari Taat Pribadi. Ada kekhawatiran dia terhadap dua orang ini," kata Boy di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (27/9/2016).
Dalam pembunuhan itu, Taat Pribadi memerintahkan anak buahnya bernama Wahyu untuk menghabisi Abdul Gani dan Ismail.
Kedua santrinya itu dianggap berencana membongkar mengenai penggandaan uang yang dilakukan sang guru. Namun, polisi enggan buru-buru menyimpulkan motif pembunuhan itu.
"Ini masih terus dibuktikan. Ada hal lain yang dikembangkan penyidik, belum bisa disampaikan," ujar Boy.
Selain melakukan pembunuhan, diduga Taat Pribadi juga melakukan penipuan dengan menjanjikan penggandaan uang. Namun, kata Boy, polisi masih fokus pada tindak pidana pembunuhan yang menyeret Taat Pribadi dan sejumlah anak didiknya.
"Berkaitan hal lain yang melawan hukum, seperti penggandaan uang, kami tidak bisa sampaikan," kata Boy.
Meski Taat Pribadi sudah diamankan, masih banyak pasiennya yang menunggu di sekitar padepokan di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Kapolda Jatim Irjen Anton Setiadji mengatakan, mereka adalah pasien yang ingin menggandakan uang kepada tersangka. Mereka masih meyakini bahwa yang ditangkap polisi bukan Taat Pribadi yang asli.
Polres Probolinggo pun membuka posko pengaduan bagi masyarakat yang merasa ditipu dan menjadi korban dengan modus penggandaan uang oleh Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar